Sebelum kita membuat topologi VLSM , sebaiknya kita harus tahu dulu apa itu VLSM ?
Vlsm adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari
kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet-ones tidak bisa
digunakan. Selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Agar bisa lebih mengerti konsep dari subnetting dan vlsm, berikut saya akan memberikan contoh kasusnya.
Soal :
Misalkan terdapat 4 jaringan :
Jaringan X memiliki 50 host.
Jaringan Y memiliki 110 host.
Jaringan Z memiliki 160 host.
Dan 2 subnetwork dibutuhkan untuk settingan IP di router sebagai gateway.
disediakan IP 172.20.0.0 / 16.
Jawaban :
gunakan rumus 2^n-2 >= a
dari nila n tersebut maka subnet awal dapat kita ubah dengan hanya menambahkan nilai 0 sebanyak 8 buah dari kanan ke kiri, selebihnya berikan nilai 1.
setelah itu lakukan kenaikan interval terhadap dari subnet baru yang didapat.
172.20.255.0 --> tidak dapat digunakan
setelah didapat subnetworknya kita bagi subnetworknya :
Jika kita perhatikan alokasi yang diperuntukan untuk tiap jaringan terlalu berlebihan, karena :
disinilah fungsi dari VLSM itu bekerja, dengan cara mengurutkan terlebih dahulu ketiga jaringan tersebut berdasarkan host terbanyak, yaitu :
Jaringan Z
Jaringan Y
Jaringan X
Jaringan X
IP untuk gateway adalah 172.20.2.69 – 172.20.2.70 / 30 dan 172.20.2.71 – 172.20.2.72 / 30
PING ke
PC 0 atau LAN_A
IP tersebut masuk pada jaringan kelas B,
Subnet awal = 11111111.11111111.00000000.00000000
a = jumlah host maksimum, yaitu jaringan Z dengan jumlah host =160.
maka :
2^n-2 >=160 dimana n = 8
subnet baru = 11111111.11111111.11111111.000000005
172.20.0.0 --> tidak dapat digunakan
172.20.1.0
172.20.2.0
..
..
172.20.254.0
172.20.1.0 untuk jaringan X
172.20.2.0 untuk jaringan Y
172.20.3.0 untuk jaringan Z
172.20.4.0 dan 172.20.5.0 untuk subnet IP di router.
172.20.1.0 menyediakan 254 host, sementara yang dibutuhkan jaringan X hanya 50 host, maka akan terbuang sebanyak 254 -50 = 204 host
1. Jaringan Z = 160 host.
2. Jaringan Y = 110 host.
3. Jaringan X = 50 host.
4. Routing masing-masing host.
2^n-2 = 160
n = 8
Jadi range IP yang bisa digunakan adalah :
172.20.1.1 - 172.20.1.160 / 24
2^n-2 = 110
n =7
Jadi range IP yang bisa digunakan adalah :
172.20.1.161 - 172.20.1.254 / 25
172.20.2.1 - 172.20.1.17 / 25
2^n-2 = 50
n =7
Jadi range IP yang bisa digunakan adalah :
172.20.2.18 - 172.20.2.68 / 26
Pusing bukan :D , langsung saja kita ke TKP , eehh langsung membuat maksutnya :D
#DWYOR#
Vlsm adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari
kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet-ones tidak bisa
digunakan. Selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Agar bisa lebih mengerti konsep dari subnetting dan vlsm, berikut saya akan memberikan contoh kasusnya.
Soal :
Misalkan terdapat 4 jaringan :
Jaringan X memiliki 50 host.
Jaringan Y memiliki 110 host.
Jaringan Z memiliki 160 host.
Dan 2 subnetwork dibutuhkan untuk settingan IP di router sebagai gateway.
disediakan IP 172.20.0.0 / 16.
Jawaban :
gunakan rumus 2^n-2 >= a
dari nila n tersebut maka subnet awal dapat kita ubah dengan hanya menambahkan nilai 0 sebanyak 8 buah dari kanan ke kiri, selebihnya berikan nilai 1.
setelah itu lakukan kenaikan interval terhadap dari subnet baru yang didapat.
172.20.255.0 --> tidak dapat digunakan
setelah didapat subnetworknya kita bagi subnetworknya :
Jika kita perhatikan alokasi yang diperuntukan untuk tiap jaringan terlalu berlebihan, karena :
disinilah fungsi dari VLSM itu bekerja, dengan cara mengurutkan terlebih dahulu ketiga jaringan tersebut berdasarkan host terbanyak, yaitu :
Jaringan Z
Jaringan Y
Jaringan X
Jaringan X
IP untuk gateway adalah 172.20.2.69 – 172.20.2.70 / 30 dan 172.20.2.71 – 172.20.2.72 / 30
PING ke
PC 0 atau LAN_A
IP tersebut masuk pada jaringan kelas B,
Subnet awal = 11111111.11111111.00000000.00000000
a = jumlah host maksimum, yaitu jaringan Z dengan jumlah host =160.
maka :
2^n-2 >=160 dimana n = 8
subnet baru = 11111111.11111111.11111111.000000005
172.20.0.0 --> tidak dapat digunakan
172.20.1.0
172.20.2.0
..
..
172.20.254.0
172.20.1.0 untuk jaringan X
172.20.2.0 untuk jaringan Y
172.20.3.0 untuk jaringan Z
172.20.4.0 dan 172.20.5.0 untuk subnet IP di router.
172.20.1.0 menyediakan 254 host, sementara yang dibutuhkan jaringan X hanya 50 host, maka akan terbuang sebanyak 254 -50 = 204 host
1. Jaringan Z = 160 host.
2. Jaringan Y = 110 host.
3. Jaringan X = 50 host.
4. Routing masing-masing host.
2^n-2 = 160
n = 8
Jadi range IP yang bisa digunakan adalah :
172.20.1.1 - 172.20.1.160 / 24
2^n-2 = 110
n =7
Jadi range IP yang bisa digunakan adalah :
172.20.1.161 - 172.20.1.254 / 25
172.20.2.1 - 172.20.1.17 / 25
2^n-2 = 50
n =7
Jadi range IP yang bisa digunakan adalah :
172.20.2.18 - 172.20.2.68 / 26
Pusing bukan :D , langsung saja kita ke TKP , eehh langsung membuat maksutnya :D
Tutorial VLSM
1. Buat Terlebih
dahulu topologi seperti gambar dibawah ini
2.
Langkah
selanjutnya memberi ip address
·
PC0 sebagai LAN_A (isikan seperti gambar di bawah)
PC2 sebagai
LAN_C
(isikan sperti gambar dibawah)
PC1 sebagai
LAN_B ( isikan seperti gambar dibawah
)
PC13 sebagai
LAN_D ( isikan seperti gambar
dibawah)
3.
Langkah sekanjutnya giiran kita
mengatur Routernya
·
Mengatur atau memberi fa 0/0
·
Memberi se0/0/0 ataupun se 0/0/1
·
Mengatur Router RIP
a)
Router0 sebagai WAN_1
Lakukan perintahnya
seperti gambar dibawah
a)
Router1 sebagai WAN_2
Lakukan langkah step
by step seperti gambar dibawah
b)
Router2 sebagai WAN_3
Lakukan step by step
sesuai gambar dibawah
4.
Langkah ketiga kita mencoba untuk test koneksi (PING) pada setiap PC
Selanjutnya mencoba melakukan test
koneksi (PING) ke fastethernet
Demikian Tutorial kali , masih banyak yang harus saya pelajari , apabila tutornya kurang jelas mohon maaf :)
#DWYOR#